Rahasia Hujan by Adham T. Fusama

Rahasia HujanThriller adalah salah satu genre yang, meski bukan favorit saya, tetap memiliki nuansa dan keunikannya tersendiri bagi saya. Membaca cerita yang berada pada peralihan horor-misteri selalu membuat saya bersemangat. Rasa kejat-kejut ala cerita hantu dengan bumbu investigasi a la detektif is my cup of tea.

Oleh karena itu, saat saya mendapati adanya novel thriller baru karya dalam negeri yang kebetulan juga diterbitkan oleh penerbit yang sama yang rencananya juga akan mem-publish novel terbaru saya, saya pun segera melihatnya.

Judul novel ini adalah ‘Rahasia Hujan’. Sampulnya… menarik. Unyu-unyu gimana gitu, tapi teru teru bozu berwarna merah darah dan tersenyum tersebut cukup menarik. Tambah lagi dengan fakta bahwa novel ini berlatar di Bogor–whoa. Langsung saya beli.

Dan, sesuai request dari sang penulis, saya pun akan mencoba membuat ulasannya di sini!

The Story

Dengan gaya yang bisa dibilang konservatif/tradisional, kisah ini dibuka pada protagonis kita. Seorang murid SMA sederhana, cowok biasa, yang punya pacar, teman, sahabat, dan pacar. Warna-warni kehidupan remaja yang standar seluruhnya ada. Pembangunan latarnya cukup baik. Kemudian, sama halnya dengan banyak cerita-cerita thriller lainnya, something fishy was happened.

Seorang murid pindahan bergabung dengan kelas mereka. Seorang cewek yang (katanya) berasal dari Jepang, dan suka menggambar, payah dalam olahraga, dan penyendiri sampai-sampai kaya’ antisosial, tapi somehow menarik perhatian si protagonis (ingat, dia sudah punya pacar. Not a good move, dude). Lewat beberapa hari, si murid pindahan ini pun semakin dekat dengan sang protagonis. Sampai diantar pulang segala, lho (ke daerah yang somehow sangat saya kenal. Penulisnya orang Bogor juga rupanya, sama seperti saya :mrgreen: ).

Seiring dengan itu, sesuatu yang mencurigakan mulai terjadi. Ada tanda-tanda bahwa seseorang sedang stalking sang protagonis. Awalnya dia tidak mengacuhkannya; tapi perlahan-lahan gejala penguntitan tersebut semakin meningkat. Puncaknya adalah, suatu hari, dia menyadari siapa yang sebenarnya stalk dia.

Nah. Sampai titik itu, saya yakin walau tanpa diberitahu pun, teman-teman pembaca semua sudah bisa menebak siapa kira-kira pelakunya. Ya, benar sekali. Lalu, apa yang terjadi setelahnya?

Total and complete misery, of course. Tentu saja. Sebagaimana halnya novel-novel thriller pada umumnya, Rahasia Hujan berusaha memancing rasa suspense pembaca atas sesuatu yang berbahaya yang, kemungkinan besar, akan terjadi pada protagonisnya. Ditambah dengan latarnya yang sangat familiar, novel satu ini bisa dibilang mampu membawa pertanyaan-pertanyaan tertentu kepada pembaca, memancing tanda tanya seperti: apa yang akan kulakukan jika aku yang dikuntit seperti ini? Apa yang akan kulakukan jika aku mendapati salah satu temanku sendiri adalah stalker?

Jawabannya, sayangnya, tidak bisa diberikan dengan cukup memuaskan oleh novel ini. Kenapa? Karena sebuah alasan yang akan saya tuturkan dalam nitpicking di bawah ini:

The Writing

Deskripsi? Bagus. Narasi? Juga bagus (banget malah). Karakterisasi? Nah… di sinilah yang bisa saya bilang Mas Adham agak miss di beberapa bagian. Misal: pacar sang protagonis yang berasa banget underused-nya; kurang dimaksimalkan. Protagonis sendiri juga terasa seperti cowok yang peragu, kurang yakin, kurang mantap, yang, meski sangat realistis, terasa bikin gemes pas dibaca (like, you know she is the stalker, dude. Why were you even still accompanying her? Like, really? I know you’re kind, and possibly attracted to her, but…) Menurut saya, mungkin penulis ingin memunculkan aroma-aroma romansa, tapi dengan antagonis yang seperti itu…

Nah, masuk ke antagonis. Sang stalker. Sebelum saya membahas mengenai tokoh antagonis novel ini, saya mau mengakui bahwa novel ini sedikit banyak mengingatkan saya kepada Penpal, sebuah novel thriller/horror yang pernah saya baca, saya ulas, dan–hingga saat ini–termasuk TOP 10 BESAR novel horor paling seram yang pernah saya temui. Seriously. Bahkan Doctor Sleep-nya Stephen King tidak masuk ke dalam list tersebut. Sebagian besar cerita horor tidak bisa membuat saya mengalami mimpi buruk. Di lain pihak, Penpal membuat saya susah tidur selama dua hari dua malam. That itself speaks volume about its creepiness.

Bagi saya, Penpal menjadi parameter tersendiri, sebuah standar, mengenai bagaimana suatu novel thriller/horror dengan antagonis seorang penguntit. Menurut saya, Penpal sukses menimbulkan rasa takut, suspense, dan ngeri di dalam diri saya karena antagonisnya digambarkan sebagai sesuatu yang near-omnipotent. Nyaris tak-terkalahkan. Protagonis tak dapat melakukan apa-apa untuk menemukannya, mencarinya, apalagi mengalahkannya. Lebih dari sekali, saya mengira sang penguntit adalah makhluk halus, siluman, atau sejenisnya, namun di akhir terungkapkan bahwa antagonis kita hanyalah manusia biasa. A mortal, dengan daging dan tulang serta darah, yang bisa mati, terluka, dan tamat. Sang protagonis tidak berani menghadapinya, tidak bisa menemukannya, karena kecerdasan dan permainan psikologis belaka.

Dan itulah yang menurut saya membuat Penpal sukses.

Di sisi lain, Rahasia Hujan sesungguhnya berpotensi untuk menaikkan level seram-nya ke tingkat maksimal. Pada awal-awalnya, pembangunan suspense-nya sudah bagus, namun sayang sekali sang antagonis terlalu… kasarnya, terlalu lemah. Sejak awal, sudah jelas dia adalah manusia biasa. ‘Teman’ sang protagonis, malahan. Hanya orang biasa. Tidak ada seram-seramnya sama sekali. Bahkan, karakter dan backstory-nya diungkap dengan jelas. Segala jejak keseraman yang bisa terpancar darinya pun seolah menguar begitu saja, dan yang tersisa hanya rasa sebal luar biasa yang bertahan hingga akhir cerita.

Salah satunya adalah rasa sebal pada si protagonis.

Mungkin saya terlalu keras pada tokoh protagonis ini; karena sepertinya ia digambarkan sebagai seseorang yang memang sedang labil, abege, namun pendalaman mengenai alasan kelabilan sikapnya tersebut kurang jelas di sini. Di situlah, menurut saya, salah satu kelemahan cerita ini: kurangnya pendalaman protagonis. Di novel Penpal, sang protagonis malah didalami dengan amat sangat, sehingga pembaca bisa merasa sangat simpati kepadanya, ketakutan saat sang antagonis–yang, hampir seperti Joker di The Dark Knight atau The Winter Soldier pada paruh 2/3 cerita CA2, tidak memiliki penggambaran jelas mengenai dirinya. He’s a ghost. A man who only wants to see the world burn… and torture the main character. Bwahahaha!–memburunya. Karena saya merasa kurang simpatik, yang terasa setiap kali dia terperangkap dalam masalah hanyalah rasa sebal.

Atau, mengutip kata-kata salah satu teman saya yang juga membeli dan membaca buku ini, “Oh just die already!”

The Closure

Terlepas dari unek-unek saya (yang lumayan pedaaas! Maaf!) mengenai penokohan di novel ini, secara keseluruhan Rahasia Hujan adalah kisah yang bagus. Penulisan dari Mas Adham, terutama di bagian-bagian deskripsi tempat (Bogor!) sangatlah baik. Alurnya mengalir dan enak dibaca, tidak banyak bercabang-cabang atau maju-mundur. Sesuai yang saya katakan di atas, kisah ini konservatif, relatable, mudah dibaca dan mudah dimengerti. Strukturnya solid.

Di sisi lain, sebagai novel thriller, Rahasia Hujan masih terasa kurang memenuhi harapan saya. Hingga akhir, saya tidak merasa takut–sama sekali. Sayang sekali, karena sesungguhnya saya adalah orang yang penakut, mudah ditakut-takuti, dan karena itulah saya senang membaca horor. Seandainya penceritannya bisa lebih fokus kepada hal-hal yang creepy seperti penemuan sang protagonis mengenai gejala-gejala kepenguntitan yang ia alami, mungkin novel ini bisa jadi jauh lebih bagus.

Tapi, sekali lagi, terlepas dari itu semua, Rahasia Hujan cukup bagus sebagai entry novel thriller/drama di Indonesia. Apalagi latarnya di Bogor. Apalagi kisahnya bernuansa remaja dengan aura yang tetap gelap, quite thought-provoking. Acung jempol 🙂

Kesimpulannya: I recommend this book to all of you! Terutama para pembaca remaja dan dewasa muda. Secara pribadi, saya kasih rating: 3.5/5.0. Hayuk dibaca ya! :mrgreen:

Data Buku:

  • Kategori: Novel
  • Judul: Rahasia Hujan
  • Penulis: Adham T. Fusama
  • Penerbit: Moka Media
  • Tebal: 272 halaman
  • Tahun Penerbitan: 2014
  • Format: Paperback
  • ISBN: 9797958574

 

10 thoughts on “Rahasia Hujan by Adham T. Fusama

Leave a comment

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s